Selasa, 27 April 2010

Filsafat Ilmu



Dan Dia (Allah) mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya.” (Q.S. Al baqarah 31). Dalam ayat itu kita bisa mengartikan bahwa kata-kata yang diajarkan oleh Allah kepada Adam adalah ilmu. Sebab kalau kita mau meneliti, kata adlah akar dari ilmu atau ilmu itu tersusun dari kata-kata. Suatu contoh sebuah ilmu mengatakan “Bumi adalah bulat”. Maka ilmu itu tersusun dari kata-kata “bumi”,”adalah”,dan “bulat”. Oleh karena itulah sebagian orang mengatakan bahwa “Adam” (sesuatu yang diciptakan, ada) telah diberi bekal oleh Allah seperangkat atau patokan-patokan tentang semua hal yang ada di alam ini. Dengan bekal tersebut berpengaruh terhadap cara berpikir seorang manusia untuk mencari kebenaran.Disinilah sehingga fungsi penciptaan awalnya sebagai khalifah di bumi dapat dan mungkin untuk ditunaikan.

Dari tujuan itu manusia mendapatkan suatu metode berpikir yang disebut dengan filsafat. Banyak definisi dari filsafat, tetapi intinya adalah berpikir secara radikal untuk menemukan kebenaran (penyelesaian masalah) sedalam-dalamnya. Sehingga tujuan aslinya adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuna tertentu, menemukan hakekatnya dan mengaturnya secara sistematis. Sehingga membawa kita ke pemahaman, dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Misalnya Biologi yaitu ilmu yang memepelajari tentang makhluk hidup, pertanyaan apa itu “kehidupan”,”kapan awal mula makhluk itu ada” tidak terjawab oleh biologi tetapi ini masuk ke filsafat. Ekonomi adalh ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masyarakat yag berhubungan debgan pemuasan keperluan manusia. Dimana alat pemuas itu (dalam ekonomi) adalah yang dapat dipertukarkan. Pertanyaan mengapa manusia selalu ingin mendapatkan “kepuasan”, “apa manusia” bukan pertanyaan yang dipelajari oleh ilmu ekonomi, tetapi masuk ke filsafat.

Sedangkan untuk definisi ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Pengetahuan adalah proses dari tahu (penginderaan). Jadi setiap indera mengobservasi, terbentuklah pengertian (simbolnya adalah kata) yang bagi pikiran merupakan data dalam proses lebuh lanjut. Ilmu yang membahas sesuatu sedalam-dalamnya disebut filsafat (misalnya rasionalisme, empirisme, eksistensialisme dll), filsafat yang “diyakini” kebenarannya menjadi ideologi (marxisme, kapitalisme, komunisme, sosialisme dll) ideologi/filsafat yang diyakini turun dari langit disebut agama (nasrani, islam, yahudi dll). Secara berurutan bisa disebutkan adalah Tahu à Pengetahuan à Ilmu à Filsafat à Ideologi à Agama.

Sedangkan filsafat yang mempelajari bagaimana ilmu itu timbul dalam diri manusia dan bagaimana ilmu tiu bekerja (cara kerja ilmu) disebut filsafat ilmu. Secara garis besar terdapat dua kelompok besar dalam filsafat ilmu ini yaitu Rasionalisme yang mengatakan bahwa sumber segala sumber ilmu yang kita miliki ini berasala dari diri kita sendiri (rasio/akal), ada pengetahuan-pengetahuan apriori (pengetahuan azali dalam diri kita) hasil-hasil empiris (penginderaan) dibantu oleh mereka sehingga menghasilkan pengetahuan, (konsep itu seperti “sebab-akibat”, “ada-tiada” dll). Dan yang kedua adalah Empirisme yang mengatakan bahwa sumber pengetahuan itu hanya diperoleh dengan mengindera, apabila salah satu indera kita hilang maka kita tak dapat memperoleh pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan dengan indera itu. Sedangkan teori para filosof muslim yaitu teori Intiza’ (disposesi) yang mengatakan bahwa akal punya ide-ide primer dari pengkonsepsian inderawi, tetapi konsep-konsep ini dikembangkan oleh akal sehingga menghasilkan ide-ide yang diluar pengkonsepsian (penginderaan awalnya).

Kerja Ilmu Secara Sederhana

1. Beberapa pengertian

a. Pengertian yaitu segala sesuatu yang sudah terindera oleh manusia dan masuk ke dalam rasio/akal manusia. Simbolnya adalah kata. Dalam logika ini disebut sebagai term.

b. Proposis adalah rangkaian kata-kata. Di sini minimal terdiri dari dua kata yaitu subyek dan predikat. Dalam proposis ini sudah mulai dapat dikenakan benar atau salahnya pernyataan itu. Simbolnya adalah kalimata berita. Dalam logika disebut sebagai premis.

c. Penalaran adalah proses mencari kesimpulan baru yang belum diketahui dengan proposis-proposisi yang sudah diketahui (yang benar atau dianggap benar).

-Penalaran yang kesimpulannya lebih luas dari premis-premisnya disebut penalaran Induktif.

- Penalaran yang kesimpulannya lebih sempit dari pada premis-premisnya disebut penalaran Deduktif.

2. Asas-asas dalam penalaran

-Asas identitas mengatakan bahwa sesuatu itu hanya identik dengan dirinya sendiri (the principle of identity).

-Asas kontradiktif mengatakan bahwa sesuatu itu tidak mungkin X sekalipun bukan X (A=B dan sekaligus A=B). (the principle of contradiction).

-Asas tiada jalan tengah mengatakan sesuatu itu memiliki atau tidak memiliki sifat tertentu (A=B atau A=B).

3. Definisi kebenaran

-Teori Korespondensi yaitu kesesuaian antara subyek yang mengetagui dan obyek yang diketahui.

-Teori Koherensi yaitu keberurutan sesuatu secara logis (A=B,B=C maka A=C).

-Teori Pragmatisme yaitu sesuatu yang benar adalah sesuatu yang bermanfaat.

-Teori Teologis yaitu benar dan salah, baik dan buruk adalah apa yang dikatakan Tuhan baik/benar dan yang dikatakan Tuhan buruk/salah.

4. Cara mencari kebenaran

-Akal…………………….Deduksi, Induksi dll.

-Hati……………………..Intuisi

Contoh Kerja Ilmu Dalam Imu Alam :

1. Dengan mengadakan analisa secara spektroskopik terhadap cahaya yang dipancarkan atau diserap oleh unsur-unsur kimia, dapatlah ditemukan berderet-deret garis-garis spektrum yang bagi masing-masing unsur bersifat khas. Bila kita menangkap garis-garis spektrum di dalam cahaya yang dipancarkan oleh bintang-bintang tertentu, dapatlah disimpulkan bahwa unsur-unsur tersebut terdapat pada bintang-bintang tadi. Jika disamping itu menurut tangkapan kita secara keseluruhan, pola garis-garis spektrum tersebut secara relatif bergeser tempat, maka dapatlah disimpulkan bahwa ditinjau dari segi orang yang melakukan tangkapan, bintang yang ditangkap tersebut bergerak dengan kecepatan yang sebanding dengan besarnya pergeseran. Kesimpulan ini didasarkan atas daya- Doppler yang telah ditemukan dan memperoleh verifikasi berdasarkan atas percobaan-percobaan terhadap gelombang-gelombang di Bumi.

2. Dengan memandang bunyi sebagai getaran, seorang ahli menghubungkan gejala-gejala akustik dan gejala-gejala mekanik dan mendeskripsikannya di dalam satu sistem belaka. Model bagi getaran bunyi dapat dijabarkannya dari garpu suara atau senar yang bergetar. Besara-besaran seperti tinggi nada, frekuensi, amplitudo, riak gelombang, laju rambat, dapat digambarkan serta diperhitungkan secara mekanik dan matematik. Selanjutnya besaran-besaran ini dapat diabstraksiakn dari substrat material (garpu suara, senar, udara sebagai media bunyi) dan untuk seterusnya berlaku sebagai karakteristik-karakteristik bagi getaran pada umumnya. Sebagai pengganti pada getaran, kita juga dapat menamakannya arus gelombang. Bila cahaya kita pandang sebagai getaran atau arus gelombang, bagi cahaya kita juga dapat menentukan serta memperhitungkan besaran-besaran getaran yang khas. Dengan menggunakan hipotesa “cahaya ialah getaran elektromagnetik”, kita maju setapak lebih jauh lagi dan kita dapat melukiskan serta menjelaskan gejala-gejala optik serta elektromagnetik dalam suatu kerangka bersama. Pada mikroskop elektron, digunakan medan-medan elektromagnetik sebagai sistem lensa. Sebagaimana sebuah prisma dapat memisahkan cahaya putih ke dalam spektrum bagian-bagian monokromatik, begitu pula sebuah medan elektromagnetik yang kuat dapat memecah-mecah lebih lanjut garis-garis spektrum yang khusus ke dalam spektrum pancaran unsur-unsur kimia (struktur halus dan struktur adihalus). Ditemukannya serta diperhitungkannya gejala-gejala yang terakhir, sekali lagi menimbulkan sebuah hipotesa lebih lanjut, yaitu adanya kesenilaian antara gelombang-gelombang elektromagnetik di satu pihak, dengan gelombang-gelombang materi (atau bagian-bagian materi elementer yang bergerak cepat) di lain pihak. Adanya gelombang-gelombang materi merupakan praanggapan yang diperlukan untuk memberikan penjelasan mengenai interferensi serta interaksi antara materi dengan pancaran. Gejala-gejala desintegrasi radioaktif pada penembakan inti-inti atom kini dapat dideskripsikan serta diterangkan dalam suatu hubungan yang bulat. Adanya bagian-bagian cahaya elementer (foton) menjadi dapat dipahami. Yang akhirnya memunculkan teori kesenilaian antara materi dengan pancaran/tenaga yang terungkap dalam persamaan e = mc2 oleh Einstein, yang memperoleh penerapannya secara teknik dalam pengubahan bentuk materi menjadi tenaga dalam bom inti serta reaktor inti.

Di dalam cara berpikir serta cara bekerja ilmu alam observasi, teori dan eksperimen sepenuhnya jalin-menjalin. Sebagai lmu empirik, ilmu alam mendapatkan bahan-bahannya dari alam sebagai kenyataan empirik melalui pengalaman yang banyak jumlahnya. Sesungguhnya observasi empirik merupakan proses yang berstruktur rumit. Dan dalam hal ini tidak dapat begitu saja dikatakan bahwa seorang subyek menangkap suatu obyek dan memperoleh bahan-bahan secara mudah. Suatu observasi sebelum terjadi, harus sudah diatur dan direncanakan. Karena jangkauan observasi inderawi manusia bersifat sangat terbatas dibandingkan dengan dimensi-dimensi alam, maka observasi tersebut haruslah diperkuat, diperluas, diperlengkap, diperhalus, dipresisikan dengan menggunakan alat-alat, didukung oleh praanggapan-praanggapan teoritik, dan ditetapkan kembali serta diterjemahkan dengan memakai operasi-operasi pemikiran.

Secara ringkas alur berpikir dapat ditulis dengan :

  1. Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
  2. Melakukan kategorisasi/pengelompokan/klasifikasi
  3. Melakukan abstraksi
  4. Pembentukan tipe ideal
  5. Mencari hubungan-hubungan baik korelasi maupun sebab akibat
  6. Perumusan teori/hukum
  7. Pengeterapan dengan membuat peramalan/kebijakan.

1 komentar:

  1. kebenaran hanya satu .... lalu bagaimana dengan jalan menuju kebenaran

    BalasHapus